Amma Ba'du,
Kali ni, marilah kita sama-sama merenungi sedikit mutiara kata dari kitab Al-Hikam karangan Al-Arief Billah Al-Imam Al-Ajal Syaikh Ibnu Atho'illah Al-Sakandari r.anhu. Melihat karangan beliau, jelas menunjukkan bahawa beliau dikurnai Allah SWT ilmu ladunni sehingga tidak diketahui kalau ada para alim ulamak yang tidak mengakui kealiman dan keimamannya. Semoga Allah SWT membalas beliau dengan sebanyak-banyak kebaikan dan ditempatkan bersama-sama kekasih kita Sayyidina Nabi Muhammad SAW.
Pada fasal : Buktikan Kehambaanmu, Nescaya Allah SWT Mengasihimu
"Buktikan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, nescaya Allah membantu engkau dengan sifat-sifat-Nya (kesempurnaan-Nya). Akuilah kehinaanmu nescaya Allah menolong padamu dengan kemuliaan-Nya, akuilah kekuranganmu nescaya Allah menolong kepadamu dengan kekuasaan-Nya, akuilah kelemahanmu nescaya Allah menolong padamu dengan kekuatan-Nya"
Sifat-sifat yang asli pada seorang hamba itu ialah: Fakir, kurang, lemah dan hina. Maka apabila engkau mengakui seua sifat-sifatmu sebagai hamba itu, nescaya mudah selalu mendapat kurnia rahmat dan bantuan Allah. Al-Imam Abu Ishaq Al-harawy r.anhu berkata:
"Orang-orang solihin telah memilih tujuh sifat dan menjauhi tujuh sifat lawannya : iaitu memilih fakir (kekurangan) kemiskinan dari kekayaan, memilih kelaparan dari kekenyangan, memilih kerendahan hati dari kebesaran, memilih kehinaan dari kemuliaan, memilih kerendahan (tawadhuk) dari kesombongan, memilih kesusahan dari kesenangan, memilih maut dari hidup."
Sebab-sebab dari sifat-sifat kaya, kenyang, kedudukan, mulia, senang, itu semua akan mengubah seseorang lupa akan sifat kehambaannya, sehingga terjerumus dalam kesombongan, kebanggaan, ujub, dan lain-lain sifat yang semuanya akan membawa kepada murka Allah atau bersaingan dengan Allah SWT. Sehingga apabila engkau telah bersungguh-sungguh mengakui sifat-sifat kehambaanmu kemudian diberi kaya, mulia, kuasa dan kuat, merasa bahawa itu semua dari Allah bukan dari diri sendiri, dan bukan dari yang lainnya. Di sinilah kemurnian tauhid tidak ada Tuhan dan tidak ada daya upaya , melainkan dengan bantuan pertolongan Allah semata-mata tanpa ada perantara dari luar atau dari dalam diri sendiri.
No comments:
Post a Comment